PPBola.net - Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan, lonjakan keuntungan tersebut bisa didapatkan seiring fokus penumbuhan pada segmen ritel dan pengembangan bisnis ke arah transaction banking, sehingga meningkatkan pendapatan berbasis fee (Fee Based Income).
"Kami bersyukur pada 2018 bisa membukukan peningkatan laba 65,7 persen,’" ungkap Toni saat pemaparan kinerja Bank Mandiri Syariah 2018 di Wisma Mandiri, Jakarta.
Peningkatan laba antara lain ditopang oleh membaiknya fee based income sebesar 19,4 persen, dari semula Rp 943 miliar pada 2017 menjadi Rp 1,13 triliun per akhir 2018. Adapun fee based income perseroan bersumber dari jasa transaksi dan lainnya.
Laba Bank Mandiri Syariah Meningkat
Selain dari fee based income, sumber laba perusahaan diperoleh berkat adanya pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang meningkat Rp 402 miliar atau secara tahunan tumbuh 5,52 persen menjadi Rp 7,69 triliun per akhir 2018 dari sebelumnya Rp 7,29 triliun pada 2017.
Lebih lanjut, Toni menyampaikan, indikator bisnis Bank Mandiri Syariah seperti pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan selama 2018 lalu juga sangat baik. Dibandingkan asset 2017 yang sebesar Rp 87,94 triliun, kenaikan sebesar 11,83 persen (yoy).
"Tahun ini dengan total asset mencapai Rp 98,34 triliun Mandiri Syariah, sudah naik ke peringkat 15 di Indonesia. Kami sudah masuk 15 bank besar di Indonesia," sambung dia.
Dari sisi pembiayaan, sampai dengan akhir 2018 Mandiri Syariah telah menyalurkan sebesar Rp 67,75 triliun atau tumbuh 11,63 persen dibanding Rp60,69 triliun pada akhir 2017. Penumbuhan pembiayaan tersebut diiringi dengan perbaikan kualitas yang tercermin dari penurunan NPF Nett turun dari 2,71 persen menjadi 1,56 persen.
Sementara pembiayaan segmen Ritel mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi. Segmen ini tumbuh sebesar 15,49 persen dari semula Rp 34,59 triliun per akhir 2017 menjadi Rp 39,95 triliun per akhir 2018. Adapun pembiayaan segmen Wholesale (Korporat dan Komersial) tumbuh 6.5 persen (YoY) semula Rp 26,1 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 27,79 triliun pada akhir 2018 ini.
No comments:
Post a Comment