|
Harga Tiker Pesawat Garuda Indonesia Naik Pesat Menjadi 7,26 Persen Dalam Sebulan |
Harga rata-rata tiket pesawat untuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) meningkat 7,26 persen dalam sebulan terakhir. Pada Oktober 2018, tarif rata-rata untuk maskapai pelat merah adalah US $ 107,4 atau Rp1,55 juta, mengacu pada nilai tukar Rp14.500, sedangkan pada November 2018 harga tiket rata-rata mencapai US $ 115,2, setara dengan Rp1,67 juta .
Namun, harga tiket rata-rata untuk periode Januari-November cenderung turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Mengutip kinerja keuangan perusahaan melalui pengungkapan informasi, tarif rata-rata untuk Januari-November 2018 adalah US $ 107,4, sedikit turun 0,3 persen dari periode sebelumnya US $ 107,7.
Adapun sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai
Harga Tiker Pesawat Garuda Indonesia Naik, ada baiknya jika anda membaca artikel kami sebelumnya, yaitu :
Tony Wenas Menjadi Direktur Pelaksana PT Freeport Indonesia
Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, menjelaskan bahwa penyesuaian harga tiket tidak pernah melebihi batas atas dan tarif batas bawah yang ditetapkan oleh pemerintah. Dia mengatakan, perusahaan hanya memaksimalkan ruang.
"Banyak yang bertanya mengapa harga Garuda Indonesia naik, karena harga bahan bakar dan depresiasi rupiah," kata Ashkara, Jumat 21-12-2018.
|
Harga Tiker Pesawat Garuda Indonesia Naik Pesat Menjadi 7,26 Persen Dalam Sebulan |
Ari mengatakan bahwa pihaknya mengusulkan kenaikan tarif batas atas ke Kementerian Perhubungan. Alasannya, untuk mempertahankan diferensiasi layanan antara maskapai adalah kategori layanan standar maksimum (layanan penuh), standar menengah (layanan menengah), dan standar minimum (layanan tanpa embel-embel).
"Jika harga antara Low Cost Carrier (maskapai berbiaya rendah) dengan layanan penuh sedikit mereka cenderung memilih Garuda Indonesia. Jadi ini akan mematikan persaingan dengan LCC," kata Askara.
Pertimbangan lain, kata Ari, pemerintah harus mengevaluasi tarif setiap tahun. Ini mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Perumusan untuk Perhitungan dan Penentuan Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah.
Pasal 7 peraturan tersebut menyatakan bahwa Direktur Jenderal mengevaluasi tarif yang ditetapkan setiap tahun jika ada perubahan signifikan yang mempengaruhi kelangsungan kegiatan badan usaha angkutan udara.
Di sisi lain, harga minyak mentah dunia telah meningkat, meningkatkan beban operasi perusahaan dalam hal bahan bakar. Namun, Ari memastikan bahwa Garuda Indonesia akan mempertahankan tarif batas bawah "Jadi akan ada subsidi silang," katanya.
Ari menargetkan kinerja keuangan positif akhir tahun ini. Peningkatan kinerja keuangan akan didorong oleh tiga strategi, yaitu restrukturisasi pesawat, efisiensi, dan pendapatan iklan (iklan).
|
Harga Tiker Pesawat Garuda Indonesia Naik Pesat Menjadi 7,26 Persen Dalam Sebulan |
Dia menjelaskan bahwa melalui strategi restrukturisasi pesawat, perusahaan dapat menghemat biaya hingga 40 persen. Metodenya adalah memperpanjang masa sewa pesawat yang akan habis. Garuda Indonesia juga memaksimalkan pendapatan dari media iklan dengan bekerja sama dengan beberapa pasar seperti Traveloka, Tiket.com, dan JD.ID.
Pada kuartal ketiga 2018, perusahaan mampu mengurangi kerugian hingga US $ 114,08 juta dari periode sebelumnya US $ 222,03 juta.
"Masih ada satu bulan, kami berharap ada beberapa transaksi yang signifikan, jadi semoga bisa positif," katanya.
Untuk tahun depan, Garuda Indonesia menargetkan bisa mengantongi laba bersih setelah pajak Rp1 triliun. Selain menerapkan tiga strategi di atas, perusahaan juga akan memaksimalkan pendapatan dari anak perusahaannya, baik dari PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI), PT Citilink Indonesia, dan anak perusahaan lainnya.
Pada November 2018, perusahaan memperoleh pendapatan dari layanan maskapai penerbangan US $ 232,4 juta, naik 13,4 persen dibandingkan November 2017 sebesar US $ 205 juta.
Namun, peningkatan pendapatan di bulan November belum mampu mendongkrak pendapatan di tahun berjalan. Pendapatan Garuda Indonesia pada Januari-November 2018 adalah US $ 2,33 miliar, turun 1 persen dari periode yang sama tahun lalu US $ 2,35 miliar.
Kalo suka, share ya ^^,